BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang
dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju
pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi tugas program Keluarga Berencana
(KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat
mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan
bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun
1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera,
definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera.
Alat kontrasepsi sangat berguna
sekali dalam program KB namun perlu diketahui bahwa tidak semua alat
kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Untuk itu, setiap pribadi harus
bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya. Pelayanan kontrasepsi
(PK) adalah salah satu jenis pelayanan KB yang tersedia. Sebagian besar
akseptor KB memilih dan membayar sendiri berbagai macam metode kontrasepsi yang
tersedia.
Faktor lain yang mempengaruhi
pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor pasangan (umur, gaya hidup,
jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan metode kontrasepsi yang
lalu), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode kontrasepsi
(efektivitas, efek samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan,
kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini
nantinya juga akan mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan
setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang
berbeda-beda. Oleh karena itu penulis tertarik menyusun makalah tentang
kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) dan Implant.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian
Intra Auterine Urine (IUD) dan Implant?
2.
Bagaimana
Mekanisme Kerja IUD dan Implant?
3.
Jelaskan
Efektifitasnya?
4.
Apa
Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan IUD dan Implant?
5.
Bagaimana
Ekspulsi pada alat kontrasepsi IUD dan Implant?
6.
Jelaskan
Penatalaksanaan IUD dan Implant oleh Tenaga Kesehatan?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
Pengertian Intra Auterine Urine (IUD) dan Implant
2.
Mengetahui
Mekanisme Kerja
3.
Mengetahui
Efektifitas IUD dan Impant
4.
Mengetahui
Keuntungan Penggunaan IUD dan Implant
5.
Mengetahui
Ekspulsi pada alat kontrasepsi IUD dan Implant
6.
Mengetahui
Penatalaksanaan oleh Tenaga Kesehatan mengenai IUD dan Implant
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Intra Auterine Urine (IUD) dan Implant
Implant
adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon)
yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan
silastic adhesive.(Keluarga Berencana Hanafi.2004:179), sedangkan IUD adalah
salah satu metode kontrasepsi yang paling popular digunakan di seluruh dunia,
jenis yang paling umum adalah Tembaga IUD.
B. Mekanisme Kerja
1. Mekanisme
IUD
Mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum
diketahui. Ada beberapamekanisme kerja IUD yang telah dianjurkan :
ü Timbulnya
reaksi radang lokal yang non-spesfik didalam cavum uteri sehingga implantasi
sel telur yang telah dibuahi terganggu. Disamping itu, dengan munculnya
leukosit PMN, makrofag, foreign body giant cells, sel mononuclear dan sel
plasma yang dapat mengakibatkan lysis dari spermatozoa/ovum dan blastocyst.
ü Produksi
lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambatnya implantasi.
ü Gangguan
atau terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam endometrium.
ü Pergerakan
ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.
ü Immobilisasi
spermatozoa saat melewati cavum uteri.
ü Menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
ü Mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
ü AKDR bekerja
terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit
masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilisasi.
ü Memungkinkan
untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
ü Dari
penelitian-penelitian terakhir, disangka bahwa IUD juga mencegah spermatozoa
membuahi sel telur (mencegah fertilisasi). Ini terbukti dari penelitian di
Chili, diambil ovum dari 14 wanita pemakai IUD dan 20 wanita tanpa menggunakan
kontrasepsi. Semua wanita telah melakukan sanggama sekitar waktu ovulasi.
Ternyata ova dari wanita akseptor IUDtidak ada yang menunjukkan tanda-tanda
fertilisasi maupun perkembangan embrionik normal, sedangkan setengah dari
jumlah ovum wanita yang tidak memakai kontrasepsi menunjukkan tanda-tanda
fertilisasi dan perkembangan embrionik yang normal. Penelitian ini menunjukkan
bahwa IUD antara lain bekerja dengan cara mencegah terjadinya fertilisasi.
2. Mekanisme
Kerja Implan
ü Lendir
serviks menjadi kental
ü Mengganggu
proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
ü Mengurangi
transportasi sperma
ü Menekan
ovulas
C. Efektifitas
1.
IUD
Efektivitas dari IUD dinyatakan dalam angka
kontinuitas (continuationrate) yaitu berapa lama IUD tetap tinggal in-utero
tanpa :
a.
Ekspulsi
spontan.
b.
Terjadinya
kehamilan.
c.
Pengangkatan
atau pengeluaran karena alasan-alasan medis atau pribadi.
2.
Implan
Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per
tahun dalam 5 tahun pertama, Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah 5
tahun, dan pada tahun ke-6 kira – kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil, dan
Norplant – 2 sama efektivitasnya seperti norplant, untuk waktu 3 tahun pertama.
Penapisan
1.
Tanyakan
apakah klien telah mendapatkan konseling tentang prosedur pemasangan implant
2.
Tanyakan
tentang adanya reaksi alergi terhadap obat (anastesi local atau jenis
antiseptic tertentu)
3.
Singkirkan
kemungkinan adanya kehamilan
4.
Periksa
kondisi kesehatan klien yang dapat menimbulkan masalah.
5.
Melakukan
pemeriksaan fisik lanjutan bila ada indikasi dan meneliti kembali rekam medic
D. Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan IUD dan Implant
1.
IUD
Keuntungan
•
Sangat
efektif mencegah kehamilan, sekali pakai terus berfungsi sampai dibuka.
•
Pencegahan
kehamilan untuk jangka yang panjang sampai 5-10 tahun
•
Relatif
tidak mahal.
•
Nyaman
(tidak perlu diingat2 seperti kalau pakai pil).
•
Dapat dibuka
kapan saja (oleh dokter).
•
Segera
berfungsi.
•
Efek samping
yang rendah.
•
Dapat
menyusui dengan aman.
•
Tidak
dirasakan oleh pemakai ataupun pasangannya.
Kekurangan
•
IUD tidak
melindungi terhadap penyakit menular seksual.
•
IUD tidak
boleh dipergunakan jika sudah hamil , ada perdarahan rahim yang tidak normal
dan ada kanker leher rahim.
•
Jika alergi
terhadap tembaga maka tidak boleh mempergunakan IUD tembaga.
2.
Implant
Keuntungan
•
Daya guna
tinggi
•
Perlindungan
jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
•
Pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
•
Tidak
memerlukan pemeriksaan dalam
•
Bebas dari
pengaruh estrogen
•
Tidak
menggangu kegiatan senggama
•
Tidak
menggangu ASI
•
Klien hanya
perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
•
Dapat
dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Kekurangan
•
Tidak
melindungi terhadap penyakit menular seksual.
•
Dapat
menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.
•
Insersi dan
pengeluaran harus di kerjakan oleh tenaga ahli
•
Lebih mahal
•
Petugas
medis harus memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pelepasan implant
E. Ekspulsi pada
alat kontrasepsi IUD dan Implan
Ekspulsi yaitu Pengeluaran sendiri alat kontrasepsi
tersebut dari tempat insersinya. Yang disebabkan karena :
1. Ekspulsi IUD
Sering dijumpai pada masa 3 bulan pertama setelah
insersi, setelah satu tahun angka ekspulsi akan berkurang.
ü Umur dan paritas
® Umur : Makin
tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan / pengeluaran
IUD.
® Paritas :
Makin muda usia, terutama pada nulligravid, makin tinggi angka ekspulsi dan
pengangkatan / pengeluaran IUD.
ü Lama
pemakaian
Tergantung dari efektifitas jangka pemakaian IUD
tersebut, jika pemakaian IUD sudah melewati batas dari jangka pemakaian IUD 10
tahun kemungkinan besar terjadinya ekspulsi.
ü Ekspulsi
sebelumnya
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami ekspulsi
pada alat kontrasepsinya, atau disebabkan karena insersi yang tidak baik dari
IUD.
ü Jenis dan
ukuran
Ukuran, Bentuk dan jenis dari IUD yang mengandung Cu
atau Progesterone sangat menentukan terjadinya ekspulsi. Karena makin besar
IUD, makin sukar insersinya, makin rendah
ekspulsinya, dan sebaliknya.
ü Faktor
psikis
Yaitu dimana seorang aseptor mengalami gangguan
psikologis seperti stress.
ü Waktu atau
saat insersi
a.
Insersi
interval
Kebijakan lama : insersi IUD dilakukan selama atau
segera sesudah haid, alasannya ostium uteri terbuka, canalis servikalis lunak,
wanita pasti tidak hamil. Tetapi akhirnya kebijakan ini ditinggalkan karena
infeksi dan ekspulsi lebih tinggi jika insersi dilakukan saat haid.
b.
Insersi post
partum
Insersi IUD adalah aman dalam beberapa hari
postpartum, hanya kerugian paling besar adalah angka kejadian ekspulsi yang
sangat tinggi. Menurut penelitian disingapura saat yang terbaik adalah 8 minggu
post partum karena bahaya perforasi yang rendah.
c.
Insersi post
abortus
Abortus semester I : ekspulsi, infeksi, perforasi, dan
lain-lainnya sama dengan pada insersi interval
Abortus semester II : ekspulsi 5 – 10 x lebih besar
dari pada setelah abortus trimester I
Dari uraian
di atas, maka efektifitas penggunaan dari IUD tergantung pada variabel
administratif, pasien dan medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman
pemasang, kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk
mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk mendapatkan
pertolongan medis.
2. Ekspulsi Implan
Susuk
tidak akan berpindah pindah dari tempat insersinya, dan akan tetap berada di
lokasinya sampai saatnya diangkat dan prosedur pemasangan selalu disertai
pemberian anastesi lokal sehingga tidak akan timbul rasa sakit yang hebat.
F. Penatalaksanaan oleh Tenaga Kesehatan
1.
Pada kasus
ekspulsi IUD
ü Memperhatikan
keadaan umum klien
ü Melakukan
pemeriksaan keadaan fisik klien ( head to toe ) dan inspekulo pada tempat
insersi IUD
ü Periksa
apakah ada tanda – tanda infeksi pada Alat genitalia
ü Apakah ada
perdarahan karena ekspulsi tersebut
ü Periksa
apakah ada benang atau alat kontrasepsi AKDR yang tertinggal di dalam rahim
ü Periksa
apakah terjadi perforasi pada klien untuk penanganan yang lebih lanjut ( apakah
memerlukan rujukan )
ü Menjelaskan
kejadian tersebut pada klien dan jika membutuhkan penanganan lebih lanjut (
rujukan ) siapkan informet consent dan informet choois pada klien.
2.
Pada kasus
ekspulsi Implan
ü Perhatikan
keadaan klien
ü Jelaskan
kepada klien apa yang terjadi dan prosedur apa yang akan di lakukan klien
ü Cabut kapsul
ekspulsi
ü Periksa
apakah kapsul yang lain masih di tempat
ü Periksa
apakah ada tanda – tanda infeksi
§ Bila tidak
ada infeksi dan kapsul lain masih berada di tempatnya, pasang kapsul baru 1
buah pada tempat insersi yang berbeda
§ Bila ada
infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul yang baru pada lengan
yang lain
ü Anjurkan
klien menggunakan metoda kontrasepsi lain, atau berikan konseling pada klien
mengenai alat kontrasepsi lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat
kontrasepsi begitu penting untuk meningkatkan kualitas hidup para wanita dan
keluarganya. Alat ini tidak hanya akan mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan, namun juga mengurangi jumlah aborsi.
Tak
hanya itu, penggunaan kontrasepsi dapat membantu mengatur pendapatan keluarga
dengan menjarangkan kehamilan dan membuka jalan bagi kaum wanita untuk bekerja.
Alat kontrasepsi juga terbukti menurunkan angka kematian ibu dan bayi lebih
rendah dengan menjaga jarak kelahiran dan menentukan jumlah anak yang akan
dilahirkan. penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, implan,
vasektomi, dan tubektomi harus lebih banyak digalakkan. Penggunaan alat
kontrasepsi yang bersifat jangka panjang ini menjadi kebutuhan utama untuk
menekan laju pertambahan penduduk.
Dibandingkan
dengan pil atau suntik, alat kontrasepsi jangka panjang seperti IUD atau implan
memang kalah populer. Menurut data Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional, saat ini jenis alat kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah KB
suntik (48,2 persen) dan pil 27,9 persen.
B. Saran
Suntik
KB dan Pil KB merupakan metode kontrasepsi jangka pendek yang populer di kalangan
ibu muda. Metode tersebut juga sangat mudah diterapkan. Sementara IUD dan
Implan merupakan metode jangka panjang. Meski tidak permanen, metode ini sering
ditakutkan karena memerlukan penanganan
tenaga medis profesional. Dalam hal ini pemerintah harus bertindak dengan
melatih tenaga medis untuk bisa menggunakan metode IUD dan Implan,
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono DSOG. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 2007
Everett, Suzanne. Buku
Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta: EGC, 2007
http://lili-heliza.blogspot.com/2012/05/kontrasepsi-implan-dan-iud.html
http://millapersie.blogspot.com/2011/05/iud-dan-implan.html
http://www.tempo.co/read/news/2014/06/04/174582523/Implan-Metode-Kontrasepsi-Efektif-Jangka-Panjang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar