DI SUSUN OLEH :
NAMA :
PAULINA LAMBU
NIM :15150056
KELAS :
A.12.2
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
A. Pengertian
Kunjungan awal kehamilan adalah
kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada trimester pertama
yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-14.
B. Tujuan
Kunjungan
Tujuan dari kunjungan awal ini yaitu
sebagai berikut :
1. Mendapatkan perawatan kehamilan
2. Memperoleh rujukan konseling genetik
3. Menentukan apakah kehamilan akan
dilanjutkan atau tidak.
4. Menentukan diagnosis ada/tidaknya
kehamilan
5. Menentukan usia kehamilan dan
perkiraan persalinan
6. Menentukan status kesehatan ibu dan
janin
7. Menentukan kehamilan normal atau abnormal,
serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan
8. Menentukan rencana
pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
C. Pengkajian
Data
Sebelum menganamnesa klien, bidan
terlebih dahulu melakukan hal-hal berikut.
1. Menyambut klien dengan seseorang
yang menemani klien
2. Memperkenalkan diri kepada klien
Setelah hal-hal di atas dilakukan,
selanjutnya bidan mulai melakukan pengambilan data yaitu dengan cara
menganamnesa klien. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut.
1. Menanyakan
identitas, yang meliputi :
·
Nama Isteri / Suami
Mengetahui nama klien dan suami
berguna untuk memperlancar komuniksi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku
dan lebih akrab.
·
Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui
apakah klien dalam kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 16 tahun
dan di atas 35 tahun merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk hamil. Umur
yang baik untuk kehamilan maupun persalinan adalah 19-25 tahun.
· Suku / Bangsa / Etnis / Keturunan
Ras, etnis, dan keturunan harus
diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien
dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom
dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian
diidentifaksi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.
·
Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan
berbagai praktik terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat
menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien,
tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jemis kelamin
tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.
· Pendidikan, Minat, Hobi
Tanyakan pendidikan tertinggi yang
klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panjang. Informasi ini
membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan
baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis,
memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, stained glass,
membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi. Materi yang digunakan dalam
kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung silikon, talek, pelarut,
dan logam berat. Semua ini berpotensi membahayakan.
· Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah
penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk
mengkaji potensi kelahiran, prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan
kerja, yang dapat merusak janin.
· Alamat bekerja
Alamat bekerja klien perlu diketahui
juga sebagai pelengkap identitas diri klien.
·
Alamat rumah
Alamat rumah klien perlu diketahui
bidan untuk lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui
jarak rumah dengan tempat rujukan.
· No. RMK (Nomor Rekam Medik)
Nomor rekam medik biasanya digunakan
di Rumah Sakit, Puskesmas, atau Klinik.
2. Menanyakan keluhan
utama klien (KU)
Keluhan utama adalah alasan kenapa
klien datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan
sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal
tersebut dikeluhkan oleh klien.
Mendengar keluhan klien sangat
penting untuk pemeriksaan. Pertanyaan yang sangat sederhana seperti ” Untuk apa
Nyonya datang kemari ?” atau ”Apa keluhan Anda?” dapat memberikan keterangan
banyak ke arah diagnosis. Misalnya apakah wanita mengatakan bahwa ia
mengeluarkan darah dari kemaluannya setelah haid terlambat, bahwa peranakannya
turun / keluar, bahwa ia mengalami perdarahan tidak teratur dan berbau busuk,
maka dalam hal-hal demikian kiranya tidak sulit untuk menduga kelainan apa yang
sedang dihadapi oleh bidan, yaitu berturut-turut abortus, prolapsus uteri dan
serviks uteri. Namun, pemeriksaan lebih lanjut tetap harus dilakukan karena
diagnosis tidak boleh berdasarkan atas anamnesis semata.
3. Menanyakan Riwayat
Kehamilan Sekarang, yang meliputi :
· Riwayat Haid
o
Menarche (Usia pertama datang haid)
Usia wanita pertama haid bervariasi,
antara 12-16 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa,
lingkungan, iklim dan keadaan umum.
· Siklus
Siklus haid terhitung mulai hari
pertma haid hingga hari pertama haid berikutnya, siklus haid perlu ditanyakan
untuk mengetahui apakah klien mempunyai kelainan siklus haid atau tidak. Siklus
normal haid biasanya adalah 28 hari.
· Lamanya
Lamanya haid yang normal adalah +- 7
hari. Apabila sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan kemungkinan
adanya gangguan ataupun penyakit yang mempengaruhinya.
· Banyaknya
Normalnya yaitu 2 kali ganti
pembalut dalam sehari. Apabila darahnya terlalu belebih, itu berarti telah
menunjukkan gejala kelainan banyaknya darah haid.
· Dismenorhoe (Nyeri haid)
Nyeri haid perlu ditanyakan untuk
mengetahui apakah klien menderitanya atau tidak di tiap haidnya. Nyeri haid
juga menjadi tanda bahwa kontrakasi uterus klien begitu hebat sehingga
menimbulkan nyeri haid.
·
Riwayat Hamil Sekarang
– HPHT (Hari Pertama Haid
Terakhir)
Bidan ingin mengetahui tanggal hari
pertama dari menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira-kira sang
bayi akan dilahirkan.
– TP (Taksiran Persalinan) /
Perkiraan Kelahiran
Gambaran riwayat menstruasi klien
yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated
date of delivery [EDC]) yang disebut taksiran partus (estimated
date of confinement [EDC]) di beberapa tempat. EDD ditentukan dengan
perhitungan internasional menurut hukum Naegele. Perhitungan dilakukan dengan
menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid terakhir (HPHT) atau
dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
Contoh : Jika HPHT adalah 10 Januari, dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari,
diperoleh tanggal 17 Oktober. Jika HPHT adalah 18 November, perhitungan akan
lebih mudah dilakukan mundur, yakni dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian
menambahkan 7 hari dan 1 tahun sehingga EDD-nya 25 Agustus. Kadang-kadang
perhitungan bergeser ke bulan berikutnya. Anggap saja HPHT adalah 26 September.
Hitung mundur dengan mengurangi 3 bulan, maka diperoleh bulan Juni tanggal 26.
Sekarang tambahkan 7 hari dan 1 tahun, maka akan didapat 3 juli (bulan juni
hanya 30 hari).
– Kehamilan yang ke-
Jumlah kehamilan ibu perlu
ditanyakan karena terdapatnya perbedaan perawatan antara ibu yang baru pertama
hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali hamil, apabila ibu tersebut baru
pertama kali hamil otomatis perlu perhatian ekstra pada kehamilannya.
– Masalah-masalah
Trimester I
Tanyakan kepada klien apakah ada
masalah pada kehamilam trimester I, masalah-masalah tersebut misalnya
hiperemesis gravidarum, anemia, dan lain-lain.
Trimester II
Tanyakan kepada klien masalah apa
yang pernah ia rasakan pada trimester II kehamilan pada kehamikan sebelumnya.
Hal ini untuk sebagai faktor persiapan kalau-kalau kehamilan yang sekarang akan
terjadi hal seperti itu lagi.
Trimester III
Tanyakan kepada klien masalah apa
yang pernah ia rasakan pada trimester III kehamilan pada kehamikan sebelumnya.
Hal ini untuk sebagai faktor persiapan kalau-kalau kehamilan yang sekarang akan
terjadi hal seperti itu lagi.
– ANC (Antenatal Care /
Asuhan Kehamilan)
Trimester I
Tanyakan kepada klien asuhan
kehamilan apa saja yang pernah ia dapatkan selama kehamilan trimester I.
Trimester II
Tanyakan kepada klien asuhan apa
yang pernah ia dapatkan pada trimester II kehamilan sebelumnya dan tanyakan
bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apabila baik, bidan bisa memberikan
lagi asuhan kehamilan tersebut pada kehamilan sekarang.
Trimester III
Tanyakan kepada klien asuhan apa
yang pernah ia dapatkan pada trimester III kehamilan sebelumnya dan tanyakan
bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apbila baik, bidan bisa memberikan lagi
asuhan khamilan tersebut pada kehamilan sekarang.
– Tempat ANC
Tanyakan kepada klien di mana tempat
ia mendapatakan asuhan kehamilan tersebut.
– Penggunaan
obat-obatan
Pengobatan penyakit saat hamil harus
selalu memperhatikan apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbang
janin. Pengaruh obat terhadap janin dapat digolongkan sebagai berikut.
·
Obat yang
tergolong tidak boleh diberikan saat hamil
·
Obat yang
dapat diberikan saat hamil dengan keamanan terbatas umumnya aman diberikan
setelah hamil trimester II.
·
Obat yang
aman diberikan namun tidak ada keterangan tertulis yang lengkap.
·
Obat atau
bahan kimia yang pemberiannya saat hamil memerlukan pertimbangan dengan
seksama.
·
Obat atau
bahan kimia yang aman jika diberikan pada kehamilan, yaitu vitamin khusus untuk
ibu hamil.
Tanyakan klien riwayat pemakaian
obat-obatan resep dan obat bebas. Tanyakan juga tentang alergi obat, mencakup
berbagai reaksi yang terjadi setelah obat ditelan Tanyakan secara spesifik
suplemen vitamin dan pengobatan bukan tradisional. Minta klien membawa kotak
vitamin pada saat kunjungan pranatal supaya kandungan vitamin tersebut
didokumentasikan.
Tabel 1 Obat-Obatan yang Berhubungan
dengan Efek yang Merugikan Janin
Jenis
Obat-Obatan
|
Efek
Merugikan bagi Janin
|
ACE inhibitor
|
Oliguria
insufisiensi renal
|
Asam
asetilsalisilat
|
Perdarahan
intrakranial, retardasi pertumbuhan
|
Alkohol
|
Mikrosefalus,
retardasi pertumbuhan, hidung pendek, maksila hipoplastik, defek jantung
|
Metotreksat
aminopterin
|
Meningoensefalokel,
hidrosefalus, brakisefalus, retardasi pertumbuhan
|
Karbamazepin
|
Meningomielokel,
defek jantung, hipoplasia nasal
|
Warfarin
|
Hipoplasia
nasal, deformitas skelet, penyakit jantung kongenital, stippled
epiphysis, kondroplasia punctata, retardasi pertumbuhan, perdarahan
|
Daunorubisin
|
Anensefali,
detak jantung
|
Litium
|
Defek
jantung
|
Metil
merkuri
|
Mikrosefalus
|
Fenitoin
|
Defek
jantung kongenital, mikrosefalus, falanges distal hipoplastik, retardasi
pertumbuhan
|
Propitiourasil,
metimasol
|
Goiter,
aplasia cutis
|
Quinolon
|
Erosi
kartilagenus
|
Asam
retinoat
|
Defek
jantung kongenital, hidrosefalus, mikrosefalus, deformitas ekstermitas
|
Tetrasiklin
|
Deformitas
ekstremitas, gigi desidua kuning
|
Trimetadion
|
Mikrosefalus,
defek jantung, club foot, retardasi pertumbuhan
|
Asam
valproat
|
Meningomielokel,
mikrosefalus, tetralogi Fallot, hipoplasia nasal, telinga letak-rendah
|
-- Imunisasi : TT (Tetanus Toxoid) I
TT (Tetanus Toxoid) II
Tanyakan kepada klien apakah sudah
pernah mendapatkan imunisasi TT. Apabila belum, bidan bisa memberikannya.
Imunisasi tenatus toxoid diperlukan untuk melindungi bayi terhadap penyakit
tetanus neonatorum, imunisasi dapat dilakukan pada trimester I atau II pada
kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan penyuntikan
secara IM (intramusculer), dengan dosis 0,5ml.
– Penyuluhan
yang didapat
Penyuluhan apa yang pernah didapat
klien perlu ditanyakan untuk mengetahui pengetahuan apa saja yang kira-kira
telah didapat klien dan berguna bagi kehamilnnya.
4. Menanyakan Riwayat Kehamilan Lalu,
yang meliputi :
· Jumlah kehamilan (Gravid / G)
Jumlah kehamilan ditanyakan untuk
mengetahui seberapa besar pengalaman klien tentang kehamilan. Apabila klien
mengatakan bahwa saat ini adalah kehamilan yang pertama, maka bidan harus
secara maksimal memberikan pengetahuan kepada klien tentang bagiaamana merawat
kehamilannya dengan maksimal.
·
Jumlah anak yang hidup (L)
Untuk mengetahui pernah tidaknya
klien mengalami keguguran, apabila pernah maka pada kehamilan berikutnya akan
beresiko mengalami keguguran kembali. Serta apabila jumlah anak yang hidup
hanya sedikit dari kehamilan yang banyak, berarti kehamilannya saat ini adalah
kehamilan yang sangat diinginkan.
·
Jumlah kelahiran prematur (P)
Untuk mengidentifikasi apabila
pernah mengalami kelahiran prematur sebelumnya maka dapat menimbulkan resiko
persalinan prematur berikutnya.
·
Jumlah keguguran (A)
Tanyakan kepada klien apakah ia
pernah kegguguran atau tidak. Sebab apabila pernah mengalami keguguran dalam
riwayat persalinan sebelumnya akan beresiko untuk mengalami keguguran pada
kehamilan berikutnya (keguguran berulang).
© Persalinan
dengan tindakan (operasi sesar, vakum, forsep)
Catat kelahiran terdahulu, apakah
pervaginam, melalui bedah sesar, dibantu forsep atau vakum. Jika wanita pada
kelahiran terdahulu menjalani bedah sesar, untuk kehamilan saat ini ia mungkin
melahirkan pervaginam. Keputusan ini biasanya bergantung kepada lokasi insisi
di uterus, kemampuan unit persalinan di rumah sakit untuk berespon segera
ruptur uterus terjadi, dan keinginan calon ibu.
Dapatkan salinan catatan medis
persalinan dan pembedahan, bila memungkinkan, untuk mendokumentasikan
penyempitan jaringan parut uterus. Catatan tentang alat bantu lahir juga harus
diperoleh jika kelahiran dibantu forsep atau vakum. Catatan ini memfasilitasi
klien memahami alasan pemakaian alat bantu dalam persalinan dan membantu
instruktur persalinan menghindari masalah selama proses persalinan dan
melahirkan pada kehamilan saat ini.
·
Riwayat perdarahan pada persalinan atau pascapersalinan
Tanyakan kepada klien apakah pernah
mengalami perdarah pascapersalinan sebelumnya. Perdarahan antepartum atau
intrapartum misalnya placenta previa, solosio placenta, retensio placenta,
atonia uteri, ruptur uteri, dan lain-lain cenderung dapat berulang pada
kehamilan berikutnya.
·
Kehamilan dengan tekanan darah tinggi
Pertanyaan ini perlu ditanyakan
untuk mendiagnosis apakah klien beresiko mengalami preeklampsi / eklampsi yang
tanda dan gejalanya merupakan tingginya tekanan tensi darah klien saat hamil.
Kehamilan dengan eklampsia perlu mendapatkan perawatan yang intensif.
·
Berat bayi < 2,5 atau 4 kg
Berat lahir sangat penting untuk
mengidentifikasi apakah bayi kecil untuk masa kehamilan (BKMK) atau bayi besar
untuk masa kehamilan (BBMK), suatu kondisi yang biasanya berulang. Apabila
persalinan pervaginam, berat lahir mencerminkan bahwa bayi dengan ukuran
tertentu berhasil memotong pelvis maternal.
·
Masalah lain
Setiap komplikasi yang terkait
dengan kehamilan harus diketahui sehingga dapat dilakukan antisipasi terhadap
komplikasi berulang. Sebagai contoh, kehamilan ektopik cenderung berulang.
Kondisi lain yang cenderung berulang adalah anomali kongenital, diabetes
gestasional, dan lainnya. Apabila kondisi-kondisi ini dilaporkan, sedapat
mungkin dapatkan salinan catatan medis.
5. Menanyakan Riwayat
Kesehatan, yang meliputi :
§ Riwayat kesehatan ibu
® Penyakit yang
pernah diderita
Tanyakan kepada klien penyakit apa
yang pernah diderita klien. Apabila klien pernah menderita penyakit keturunan,
maka ada kemungkinan janin yang ada dalam kandungannya tersebut beresiko
menderita penyakit yang sama
® Penyakit yang sedang diderita
® Penyakit yang sedang diderita
Tanyakan kepada klien penyakit apa
yang sedang ia derita sekarang. Tanyakan bagaiaman urutan kronologis dari
tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda penyakit tersebut. Hal ini
diperlukan untuk menentukan bagaimana asuhan berikutnya. Misalnya klien
mengatakan bahwa sedang menderita penyakit DM, maka bidan harus terlatih
memberikan asuhan kehamilan klien dengan DM.
® Apakah pernah
dirawat
Tanyakan kepada klien apakah pernah
dirawat di rumah sakit. Hal in ditanyakan untuk melengkapi anamnesa.
® Berapa lama dirawat
® Berapa lama dirawat
Kalau klien menjawab pernah,
tanyakan berapa lama ia dirawat. Hal ini ditanyakan untuk melengkapi data
anamnesa.
® Dengan penyakit apa dirawat
® Dengan penyakit apa dirawat
Kalau klien menjawab pernah pada
pertanyaan apakah ia pernah dirawat, tanyakan dengan penyakit apa ia di rawat.
Hal ini diperlukan karena apabila klien pernah dirawat dengan penyakit itu dan
dalam waktu yang lama hal itu menunjukkan bahwa klien saat itu mengalami
penyakit yang sangat serius.
© Riwayat kesehatan
keluarga
® Penyakit menular
® Penyakit menular
Tanyakan kepada klien apakah
mempunyai keluarga yang saat ini sedang menderita penyakit menular. Apabila
klien mempunyai keluarga yang sedang menderita penyakit menular, sebaiknya
bidan menyarankan kepada kliennya untuk menghindari secara langsung atau tidak
langsung bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut untuk smentara
waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan janinnya. Berikan pengertian
terhadap keluarga yang sedang sakit tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman.
® Penyakit keturunan / genetik
® Penyakit keturunan / genetik
Tanyakan kepada klien apakah
mempunyai penyakit keturunan. Hal ini diperlukan untuk mendiagnosa apakah si
janin berkemungkinan akan menderita penyakit tersebut atau tidak, hal ini bisa
dilakukan dengan cara membuat daftar penyakit apa saja yang pernah diderita
oleh keluarga klien yang dapat diturunkan (penyakit genetik, misalnya hemofili,
TD tinggi, dsb). Biasanya dibuat dalam silsilah keluarga atau pohon keluarga.
6. Menanyakan Riwayat
Sosial ekonomi, yang meliputi :
Status pernikahan
Menikah
Tanyakan status klien, apakah ia
sekarang sudah menikah ataukah belum menikah. Hal ini penting untuk mengetahui
status kehamilan tersebut apakah dari hasil pernikahan yang resmi atau hasil
dari kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahan bisa berpengaruh pada
psikologis ibunya pada saat hamil.
Usia saat menikah
Tanyakan kepada klien pada usia
berapa ia menikah. Hal ini diperlukan karena apabila klien mengatakn bahwa ia
menikah di usia muda sedangkan klien pada saat kunjungan awal ke tempat bidan
tersebut sudah tak lagi muda dan kehamilannya adalah yang pertama, ada
kemungkinan bahwa kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat
diharapkan. Hal ini akan berpengaruh bagaiman asuhan kehamilannya.
Lama pernikahan
Tanyakan kepada klien sudah berapa
lama ia menikah. Apabila klien mengatakan bahwa telah lama menikah dan baru
saja bisa mempunyai keturunan, maka kemungkinan kehamilannya saat ini adalah
kehamilan yang sangat diharapkan
Dengan suami sekarang
Tanyakan kepada klien sudah berapa
lama menikah dengan suami sekarang, apabila mereka tergolong pasangan muda,
maka dapat dipastikan dukungan suami akan sangat besar terhadap kehamilannya.
Isteri keberapa dengan suami
sekarang
Tanyakan kepada klien istri keberapa
dengan suami sekarang. Apabila klien emngatakan bahwa ia adalah istri ke-2 dari
suami sekarang, maka hal itu bisa mempengaruhi psikologis klien saat hamil.
Riwayat KB
« Metode
Tanyakan kepada klien metode KB apa
yang selama ini ia gunakanan. Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi
hormonal dapat mempengaruhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat
membantu ’menanggali’ kehamilan. Seorang wanita yang mengalami kehamilan tanpa
menstruasi spontan setelah menghentikan ’pil’, harus menjalani sonogram untuk
menentukan EDD yang akurat. Sonogram untuk penanggalan yang akurat juga
diindikasikan bila kehamilan terjadi sebelum mengalami menstruasi yang dikaitkan
dengan atau setelah penggunaan metode kontrasepsi hormonal lain (misalnya,
Norplant dan Depo-Provera).
Ada kalanya kehamilan terjadi ketika
IUD masih terpasang. Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak.
Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester pertama,
tetepi lebih baik dirujuk ke dokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu.
Pelepasan IUD menurunkan risiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD tetap
terpasang meningkatkan aborsi septik pada pertengahan trimester. Riwayat
penggunaan IUD terdahulu meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
« Lama
Tanyakan kepada klien berapa lama ia
telah menggunakan alat kontrasepsi tersebut.
« Masalah
Tanyakan kepada klien apakah ia
mempunyai masalah saat menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Apabila klien
mengatakan bahwa kehamilannya saat ini dikarenakan kegagalan kerja alat
kontrasepsi, berikan pandangan-pandangan klien terhadap alat kontrasepsi lain.
Kebiasaan hidup sehat
« Pola Nutrisi
Jenis makanan
Tanyakan kepada klien, apa jenis
makanan yang biasa ia makan. Anjurkan klien mengkonsumsi makan yang mengandung
zat besi (150 mg besi sulfat, 300 mg besi glukonat), asam folat (0,4-0,8
mg/hari), kalori (ibu hamil umur 23-50 tahun perlu kalori sekitar 2300 kkal),
protein (74 gr/hari), vitamin, dan garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium,
seng, yodium).
Porsi
Tanyakan bagaimana porsi makan
klien. Porsi makanan yang terlalu besar kadang bisa membuat ibu hamil mual,
terutama pada kehamilan muda. Anjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit
namun sering.
Frekuensi
Tanyakan bagaimana frekwensi makan
klien per hari. Anjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit dan dengan
frekwensi sering.
Pantangan
Tanyakan apakah klien mempunyai
pantangan dalam hal makanan.
Alasan pantang
Diagnosa apakah alasan pantang klien
terhadap makanan tertentu itu benar atau tidak dari segi ilmu kesehatan, kalau
ternyata tidak benar dan bahkan dapat mengakibatkan klien kekurangan nutrisi
saat hamil, bidan harus segera memberitahukannya kepada klien.
« Personal Hygiene
Frekwensi mandi
Tanyakan kepada klien sebera sering
ia mandi. Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan atau hygien terutama
perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan
menggunakan sabun lembut atau ringan. Mandi berendam tidak di anjurkan. Hal
yang perlu di perhatikan :
1. Tidak mandi air panas
2. Tidak mandi air dingin
3. Pilih antara shower dan bak mandi
sesuai dengan keadaan personal
4. Pada kehamilan lanjut, shower lebih
aman dari pada bak mandi.
Frekwensi gosok gigi
Tanyakan kepada klien seberapa
sering ia menyikat giginya. Kebersihan gigi sangat penting karena saat hamil
sering terjadi karies yang berkaitan dengan emesis – hiperemesis gravidarum,
hipersalivasi dapat menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan
gigi saat hamil di perlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi
sumber infeksi.
Frekwensi ganti pakaian
Tanyakan kepada klien, seberapa
sering ia mengganti pakaiannya. Pakaian yang di kenakan harus longgar, bersih,
dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Selain itu wanita di
anjurkan mengenakan bra yang menyokong payudara dan memakai sepatu dengan hak
yang tidak terlalu tinggi, karena titik berat wanita hamil berubah. Pakaian
dalam yang dikenakan harus bersih dan menyerap keringat. Di anjurkan pula
memakai pakaian dan pakaian dalam dari bahan katun yang dapat menyerap
keringat.
Kebersihan vulva
Tanyakan kepada klien apakah ada
masalah terhadap daerah vulvanya. Beri anjuran klien untuk lebih menjaga
kebersihan vulvanya, hal ini dianjurkan karena untuk menghindari datangnya
penyakit-penyakit yang diakibatkan karena kurangnya kebersihan vulva. Pada
kehamilan trimester III, kebersihan vulva harus dijaga lebih ekstra, mengingat
daerah tersebut akan dilalui bayi saat proses melahirkan. Hal ini sebagai
proses pencegahan penularan penyakit dari ibu terhadap BBL.
« Pola aktifitas
Tanyakan bagaimana pola aktivitas
klien. Beri anjuran kepad klien untuk menghindari mengangakat beban berat,
kelelahan, latihan yang berlebihan dan olah raga berat. Anjurkan klien untuk
melakukan senam hamil. Aktivitas harus dibatasi bila didapatkan penyulit karena
dapat mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan sebagainya
« Pola Eliminasi
¯ BAB (Buang Air
Besar) :
Frekwensi
Tanyakan kepada klien, apakah BABnya
tertatur. Apabila klien mengatakan terlalu sering, bisa dicurigai klien
mengalami Diare (sering dan feses cair), Inkontinensia usus (sering dan
pengeluaran feses tidak disadari). Sebaliknya, apabila klien mengatakan terlalu
jarang BAB, bisa dicurigai klien mengalami Konstipasi (jarang, feses kering dan
keras), Fecal impaction (masa feses keras dilipatan rektum).
Warna
Tanyakan kepada klien, apa warna
fesesnya.Normalnya feses berwarna kuning kecoklatan coklat muda).
Masalah
Tanyakan kepada klien apakah ada
masalah-masalah dalam eliminasi feses seperti yang telah disebutkan pada poin
frekwensi di atas. Tinadakan-tindakan yang bisa dilakukan bidan untuk mengatasi
masalah eliminasi feses diantaranya memberikan gliserin (memasukkan cairan
gliserin ke dalam poros usus dengan menggunakan spuit gliserin, bertujuan
merangsang peristaltik usus, sehingga klien dapat BAB, menganjurkan
mengkonsumsi sayur-sayuran yang penuh serat.
¯ BAK (Buang Air
Kecil) :
Frekwensi
Tanyakan kepada klien seberapa
sering ia berkemih dalam sehari. Meningkatnya frekuensi berkemih dikarenakan
meningkatnya jumlah cairan yang masuk, atau bisa juga karena adanya tekanan
dinding uterus yang membesar karena kehamilan terhadap dinding vesica urinaria sehingga
organ tersebut hanya bisa menampung sedikit urin dan menyebabkan wanita hamil
sering berkemih. Apabila ternyata klien mengalami kesulitan berkemih, maka
bidan harus dapat mengambil tindakan, misalnya memasang kateter.
Warna
Tanyakan bagaimana warna urin klien.
Normalnya urien berwarna bening. Apabila klien mengatakan bahwa urinnya keruh
bisa dicurigai klien menderita DM, karena urin yang keruh bisa disebabkan
karena menumpuknya glukosa dalam urin yang merupakan tanda dan gejala pada
penderita DM.
Bau
Tanyakan kepad klien, bagaimana bau
urinnya. Bau urin normal seperti bau Amonia ( NH3).
¡ Masalah
Tanyakan kepada klien, apakah ada
masalah dalam proses eliminasi urin. Masalah-masalah dalam proses eliminasi
urin misalnya Disuria (rasa sakit dan kesulitan saat berkemih), Poliuria
(produksi urin abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, tanpa adanya
peningkatan asupan cairan), Urinaria supresi (berhentinya produksi urin secara
mendadak) dan sebagainya.
« Pola tidur dan istirahat
Þ Tidur siang
Kebiasaan tidur siang perlu
ditanyakan karena tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Apabila
ternyata klien tidak terbiasa tidur siang, anjurkan klien untuk mencoba dan
membiasakannya.
Þ Tidur
malam
Pola tidur malam perlu ditanyakan
karena wanita hamil tidak boleh kurang tidur, apalagi tidur malam, jangan
kurang dari 8 jam. Tidur malam merupakan waktu dimana proses pertumbuhan janin
berlangsung. Apabila ternyata klien mempunyai pola tidur malam yang tidak
mencapai 8 jam, anjurkan klien untuk mencoba dan membiasakan tidur malam dengan
pola 8 jam.
Þ Masalah
Masalah klien dalam pola istirahat
terutama tidur perlu ditanyakan karena mengingat wanita hamil perlu istirahat
yang cukup untuk menjaga kehamilannya. Apabila bidan telah mengetahui apa
masalah klien dalam istirahat, maka tugas bidan adalah membentu memecahkan
persoalan apa yang menjadi penyebab klien susah istirahat. Lingkungan tempat
hiburan yang terlau ramai, sesak dan panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan
ibu hamil jatuh pingsan.
« Pola seksual :
Frekwensi / masalah
Berdasarkan beberapa penelitian,
terdapat perbedaan respons fisiologis terhadap seks antara ibu hamil dengan
wanita tidak hamil. Terdapat empat fase selama siklus respons seksual, antara
lain :
1. Fase gairah seksual
Labia mayora
° Nulipara / tidak hamil :
pembesaran labia mayora sama.
° Multipara : labia mayora lebih
membesar daripada nulipara.
Labia minora : nuli dan multipara
sama dan terjadi pembesaran 2 – 3X
2. Fase plateau
Lanjutan dari fasegairah seksual
menuju orgamus.
° Terjadi perubahan warna
kulit labia minora dari warna merah muda menjadi merah sekali bersamaan dengan
orgasme.
° Umumnya, wanita hamil dan
tidak hamil sama pada fase ini
3. Fase orgasmus
° Merupakan puncak dari
respons seksual.
° Pada wanita hamil, terjadi
kontraksi 1/3 distal dari vagina dan uterus.
° Selama trimester III,
khususnya pada minggu ke-4 terakhir kehamilan, uterus mengalami spasme tonik,
di samping ritme kontraksi yang teratur.
4. Fase resolusi
° Umumnya pada ibu hamil, kembalinya
darah tidak seluruhnya karena tingkat ketegangan seksual ibu hamil lebih tinggi
dibandingkan wanita tidak hamil.
° Perasaan bahagia tidak mengurangi
ketegangan untuk beberapa waktu.
Hubungan seksual dilarang selama kehamilan,
kecuali pada keadaan-keadaan tertentu, seperti :
·
Sering
terjadi abortus / prematur.
·
Terjadi
perdarahan per vaginam pada saat koitus.
·
Pengeluaran
cairan (air ketuban) yang mendadak.
·
Terdapat
tanda-tanda infeksi (nyeri, panas)
Sebaiknya koitus dihindari pada
kehamilan muda sebelum kehamilan 16 minggu dan pada hamil tua, karena akan
merangsang kontraksi.
« Merokok / Minuman
keras / Obat terlarang
Hal ini perlu ditanyakan karena
ketiga kebiasaan tersebut secara langsung dapat memengaruhi pertumbuhan,
perkembangan janin, dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan lahir rendah
bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan
perkembangan mental. Sehingga, apabila ternyata klien melakukan hal-hal
tersebut, bidan harus secara tegas mengingatkan klien harus menghentikan
kebiasaan buruk tersebut
7. Menanyakan tempat
untuk persalinan
Tempat yang diinginkan klien sebagai
tempat persalinan perlu ditanyakan karena untuk memperkirakan layak tidaknya
tempat yang diinginkan klien tersebut. Misalnya klien menginginkan persalinan
di rumah, bidan harus secara detail menanyakan kondisi rumah dan lingkungan
sekitar rumah klien, apakah memungkinkan atau tidak untuk melaksanakan proses
persalinan. Apabila tidak memungkinkan, bidan bisa menyarankan untuk memilih
tempat lain misalnya rumah sakit atau klinik bersalin sebagai alternatif lain
tempat persalinan.
8. Menanyakan petugas untuk
persalinan
Petugas persalinan yang diingankan
klien perlu ditanyakan karena untuk memberikan pandangan kepada klien tentang
perbedaan asuhan persalinan yang akan didapatkan antara dokter kandungan, bidan
dan dukun beranak. Apabila ternyata klien mengatakan bahwa ia lebih memilih
dukun beranak, maka tugas bidan adalah memberikan pandangan-pandangan bagaimana
perbedaan pertolongan persalinan antara dukun beranak dengan tenaga medis dan
paramedis yang sudah terlatih. Jangan memaksakan klien untuk memilih salah
satu. Biarkan klien menentukan pilihannya sendiri, tentunya setelah kita beri
pandangan-pandangan yang jujur tentang perbedaan-perbedaab pertolongan
persalinan tersebut.
9. Menanyakan Data Psikologis,
yang meliputi :
Respon ibu hamil terhadap kehamilan
Ada bermacam-macam respon wanita
hamil terhadap kehamilannya, diantaranya sebagai berikut.
Respon ibu hamil pada kehamilan yang
diharapkan :
§ Siap untuk kehamilan dan siap
menjadi ibu
§ Lama didambakan
§ Salah satu tujuan perkawinan
Respon ibu hamil pada kehamilan yang
tidak diharapkan :
§ Belum siap
§ Kehamilan sebagai beban (mengubah
bentuk tubuh, mengganggu aktivitas)
Oleh karena ada bermacam-macam
respon ibu hamil terhadap kehamilannya, maka bidan pun harus pintar-pintar
mencari celah hati terdalam ibu apabila dia berada pada kondisi kehamilan yang
tidak diingnkan agar ia dapat menerima dengan lapang dada kehamilannya
tersebut.
© Respon suami
terhadap kehamilan
Respon suami terhadap kehamilan
perlu diketahui untuk lebih memperlancar asuhan kehamilan. Mengingat, suami
merupakan sumber dukungan utama bagi klien dalam menjalani masa-masa sulit
kehamilan. Apabila respon suami klien terlihat kurang bahagia menyambut
kehamilan klien, maka bidan harus pintar mempengaruhi suami klien agar bisa
menerima kehamilan istrinya tersebut dengan kebahagiaan.
© Dukungan
keluarga lain terhadap kehamilan
Hal ini perlu ditanyakan karena
keluarga selain suami klien juga sangat berpengaruh besar bagi kehamilan klien.
Tanyakan bagaimana respon dan dukungan keluarga lain misalnya anak (apabila
telah mempunya anak), orang tua, serta mertua klien. Apabila ternyata keluarga
lain kurang mendukung, tentunya bidan harus bisa memberikan strategi bagi klien
dan suami agar kehamilan klien tersebut dapat diterima di keluarga.
Biasanya respon keluarga akan
menyambut dengan hangat kehamilan klien apabila keluarga menganggap kehamilan
klien sebagai:
§ Salah satu tujuan dari perkawinan
§ Rencana untuk menambah jumlah
anggota keluarga
§ Penerus keturunan
§ Untuk memperkuat tali perkawinan
Sebaliknya, respon keluarga akan
dingin terhadap kehamilan klien apabila keluarga menganggap kehamilan klien
sebagai:
§ Salah satu faktor keturunan tidak
baik
§ Ekonomi kurang mendukung
§ Ketidakstabilan dalam keluarga
§ Karir belum tercapai
§ Jumlah anak sudah cukup
§ Kegagalan kontrsepsi
© Pengambilan
keputusan
Pengambilan keputusan perlu ditanyakan
karena untuk mengetahui siapa yang diberi kewenangan klien mengambil keputusan
apabila ternyata bidan mendiagnosa adanya keadaan patologis bagi kondisi
kehamilan klien yang memerlukan adanya penanganan serius. Misalnya bidan telah
mendiagnosa bahwa klien mengalami tekanan darah tinggi yang sangat serius dan
berkemungkinan besar akan dapat menyebabkan eklampsia, bidan tentunya harus
menanyakan siapa yang diberi hak klien mengambil keputusan, mengingat kondisi
kehamilan dengan eklampsia sangat beresiko bagi ibu dan janinnya. Misalnya,
klien mempercayakan suaminya untuk mengambil keputusan, maka bidan harus
memberikan pandangan-pandangan kepada suami klien seputar kehamilan dengan
eklampsia, apa resiko terbesar bagi ibu bila hamil dengan eklampsia. Biarkan
suami klien berpikir sejenak untuk mementukan tindakan apa yang seharusnya
mereka ambil, meneruskan ataukah tidak meneruskan kehamilan istrinya.
10. Menanyakan data
spiritual
Data spiritual klien perlu
ditanyakan apakah keadaan rohaninya saat itu sedang baik ataukah sedang strees
karena suatu masalah. Apabila sedang stress, bidan harus pintar memberikan
konseling untuk membentu memecahkan masalah klien tersebut dan meminta suami
klien untuk terus memberi dukungan. Mengingat, wanita yang sedang hamil dan
keadaan rohaninya sedang tidak stabil, hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
kehamilannya.
11. Menanyakan Data
Sosial Budaya, yang meliputi :
– Tradisi yang
mempengaruhi kehamilan
Hal ini perlu ditanyakan karena
bangsa indonesia mempunyai beraneka ragam suku bangsa yang tentunya dari tiap
suku bangsa tersebut mempunyai tradisi yang dikhususkan bagi wanita saat hamil.
Misalnya pada suku Banjar, apabila wanita telah hamil dan usia kandungannya
menginjak usia tiga bulan ada sebuah trdisi yang rutin di lakukan yaitu Batapung
Tawar Tian Tiga Bulan. Tugas bidan adalah mengingatkan bahwa
tradisi-tradisi semacam itu diperbolehkan saja selagi tidak merugikan kesehatan
klien saat hamil.
– Kebiasaan yang
merugikan kehamilan
Hal ini perlu ditanyakan karena
setiap orang mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda. Dari bermacam-macam
kebiasaan yang dimiliki manusia, tentunya ada yang mempunyai dampak positif dan
negatif. Misalnya klien mempunyai kebiasaan suka berolah raga, tentunya bidan
harus pintar menganjurkan bahwa klien bisa memperbanyak olah raga terbaik bagi
ibu hamil yaitu olah raga renang. Sebaliknya apabila klien mempunyai kebiasaan
buruk, misalnya merokok atau kebiasaan lain yang sangat merugikan, tentunya
bidan harus tegas mengingatkan bahwa kebiasaan klien tersebut sangat berbahaya
bagi kehamilannya

Tidak ada komentar:
Posting Komentar