NAMA : PAULINA LAMBU
NIM :15150056
KELAS : A.12.2
NIM :15150056
KELAS : A.12.2
Program Study
DIII – Kebidanan
Fakultas Ilmu
Kesehatan
Universitas
Respati Yogyakarta
Tahun Ajaran
2015/2016
PRAKTIKUM
“PENGENALAN
ALAT – ALAT STERILISASI”
A.TUJUAN
: Memperkenalkan alat – alat sterilisasi kepada mahasiswa
1.Alat
dan Bahan
1. Incubator
2. Waterbath
3. Autoklaf
4. Lampu Bunsen / lampu spiritus
5. Oven
6. Spektrofotometer
7. Centrifuge
2. Cara
Kerja
1. Penggunaan Incubator
Incubator adalah untuk
menginkubasi atau memerang mikroba pada suhu yang terkontrol ( umumnya diatas
suhu ambient ). Alat ini dilengkapi dengan pengaturan suhu dan pengatur waktu.
Semakin kecil ukuran incubator maka semakin rentang pula perubahan suhunya saat
pintu incubator dibuka.
2. Penggunaan waterbath
Fungsi waterbath cukup beragam dalam laboratorium mikrobiologi salah
satunya adalah untuk inkubasi dalam waktu singkat seperti perlakuan suhu panas,
reaksi aglutinasi, thawing, sampel beku secara Cepat ( suhu 45 C tidak >15 menit).
Keunggulan waterbath dibandingkan dengan incubator adalah waterbath lebih cepat
mencapai temperature yang diinginkan dan tidak cepat kehilangan panas karena
menggunakan air dalam distribusi suhu.
3. Penggunaan Autoklaf
Banyak macam autoklaf tersedia di pasaran, gunakanlah intruksi pemakaian
dari pabrik pembuatannya. Autoklaf dipakai untuk sterilisasi larutan dan
medium. Waktu sterilisasi mulai dihitung pada saat suhu dan tekanan yang
diperlukan sudah tercapai. Matikan api atau aliran listrik autoklaf jika waktu
sterilisasi sudah selesai dan biarkan tekanan turun sampai jarum penunjuk
tekanan menunjukan angka nol. Keluarkan segera larutan atau medium yang sudah
seteril jangan mempercepat pengeluaran uap untuk menurunkan tekanan , karena
akan mengakibatkan terlepasnya sumbat kapas pada labu atau tabung, atau
muncratnya larutan membasahi kapas.
4. Lampu Bunsen / lampu spiritus
Lampu Bunsen menggunakan pembakar gas yang terdiri dari katup udara yang
bisa disetel, yang dilekatkan pada dasar tabung metal. Ketika oksigen tercampur
dengan gas, maka gas itu akan terbakar dengan panas yang tinggi. Di dasar lampu
Bunsen terdapat semacam kerah logam yang bisa diputar, sehingga membuka lubang
di silinder utama. Ketika lubang itu terbuka, oksigen ditarik masuk, dan
terjadi pembakaran dengan panas yang tinggi. Tidak semua bagian api memiliki
suhu yang sama. Bagian yang lebih terang, yang ada ditengah api, terbakar pada
suhu 3000 C. bagian terpanas dari api tedapat di bagian atas, yang
hampir tidak kelihatan, dan suhunya sekitar 1.5500C.
5. Penggunaan Oven
Oven dan autoklaf merupakan alat sterilisasi. Oven dipakai untuk
sterilisasi alat – alat gelas yang sebelumnya sudah dibungkus kertas. Suhu oven
dapat mencapai 2000C , tetapi untuk sterilisasi sering digunakan
suhu 1600C selama dua jam. Pintu jangan dibuka sebelum suhunya turun
sampai mencapai suhu kamar. Hal ini untuk menghindari retaknya gelas atau
masuknya udara yang mengandung partikel debu.
6. Penggunaan spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi
dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu
obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet . sebagian dari cahaya tersebut akan
diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang diserap
sebandiing dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
7. Penggunaan centrifuge
Centrifuge adalah instrument laboratorium yang berfungsi untuk
memisahkan partikel – partikel dalam suatu larutan yang terdapat pada tabung
reaksi yang mempunyai berat molekul yang berbeda. Centrifuge bekerja dengan
menggunakan prinsip sedimentasi, dimana percepatan sentripetal menyebabkan zat
yang lebih padat akan mengendap di dasar tabung. Dengan cara yang sama, benda
ringan akan cenderung bergerak katas tabung ( melayang di dalam tabung ). Gaya
centrifugal yang dihasilkan berasal dari putaran motor listrik yang mendapat
supply. Semakin tinggi putaran motor maka semakin besar gaya centrifugal yang
dihasilkan, begitu juga sebaliknya.
PRATIKUM
“PENGECATAN
PREPARAT’’
A. TUJUAN : Yaitu nantinya diharapkan agar kita dapat membuat preparat dari kultur cair dan
mengerti teknik pewarnaan.
A. TUJUAN : Yaitu nantinya diharapkan agar kita dapat membuat preparat dari kultur cair dan
mengerti teknik pewarnaan.
B.
Bahan dan Alat :
1. Mikroskop
2. Kaca objek
3. Kawat
Hose
4. Bunsen
5. Pipet
tetes
6. Jembatan
pengecatan
7. Aquades
8. handscoon
C.
Cat-cat yang di gunakan :
1. Gram
A warna ( Carbol gentian violet )
2. Gram
B warna (lugol)
3. Gram
C (alcoho)
4. Gram
D (solutio fuchein)
D.
Pelaksanaan Pengecatan :
1. Preparat
yang sudah kering dan difxeer di letakan di jembatan pengecatan,dituangi gram A
selama 3 menit
2. Cuci
dengan air sebentar,kemudian di tungangi dengan gram B selama ¾ menit.
3. Di
cuci dengan air,di tuangi dengan gram C selama 1 menit.
4. Di
cuci dengan air,di tuangi dengan gram D selama 2 menit
5. Di
cuci dengan air,di keringkan kertas saring,udara panas atau biarkan kering
dengan sendirinya.
E.
Hasil Pengecatan :
Bacteri yang gram +
bewarna violet antara lain streptococcus,staphylococcus.
F.
Proses pengecatan :
Pada waktu di masukan pada kedalam gram
A,semua bacteri bewarna violet kemudian di tuangi dengan gram B,tidak jadi
perubahan-perubahan karena lugol bersifat memperkuat cat gram.setelah di tuangi
gram C,bacteri yang gram akan melepaskan cat yang sudah di serap,sehingga tidak
bewarna; sedangkan yang gram + tetap memegang cat yang sudah di serapnya,jadi
tetap bewarna violet.pengecatan dengan fuchsin ( gram D ) bacteri yang gram
akan berwarna merah dan bacteri yang gram + tetap berwana violet tidak
mengambil warna merah dari fuchisn.
G.
KESIMPULAN
Dari hasil pengecatan
bacteri kami mendapatkan bacteri gram + yang bewarna ungu menghasilkan bacteri
streptococcus,staphylococcus

Tidak ada komentar:
Posting Komentar