Blue Fire Pointer PAULINA LAMBU: PEMBERIAN OBAT SECARA EPIDURAL

Selasa, 03 Mei 2016

PEMBERIAN OBAT SECARA EPIDURAL







DI SUSUN OLEH
NAMA            : PAULINA LAMBU
NIM                : 15150056
KELAS           : A.12.2



FAKULTAS KESEHATAN
D-3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS YOGYAKARTA

1.      Pengertia Epidural

Epidural merupakan suntikan yang menggunakan obat bius lokal (berasal dari kokain) dan disuntikkan ke dalam ruang-ruang epidural yang melindungi sumsum tulang belakang. Pada epidural konvensional klien akan mati rasa baik saraf sensorik maupun motoriknya. Dalam lima sampai sepuluh tahun terakhir, epidural telah dikembangkan dengan konsentrasi obat bius yang (bius local), dan dengan kombinasi anestesi lokal serta opiat (obat yang mirip dengan morfin dan meperidin) pembunuh rasa sakit untuk mengurangi blok motor, dan untuk menghasilkan apa yang disebut epidural "berjalan". 
 2.    Prosedur pemberian obat secara Epidural

Ø   Epidural hanya dilakukan setelah pembukaan mulut rahim 4 hingga 5 cm atau memasuki persalinan fase aktif.

Ø  Sebelumnya ibu/keluarga menandatangani inform consent atau surat pernyataan setuju dilakukan prosedur epidural serta tidak akan menuntut dokter/rumah sakit jika terjadi efek samping atau komplikasi akibat prosedur ini.

Ø  Saat dinjeksi, ibu berbaring menyamping dengan tubuh ditekuk seperti udang, guna memudahkan dokter menemukan titik injeksi.

Ø   Ke lokasi injeksi dokter membubuhkan obat anastesi lokal.

Ø  Setelah lokasi tersebut terasa kebas, dokter melakukan injeksi epidural dan   memasang selang kateter.

Ø  Sakitkah injeksi epidural?  Beda-beda pada setiap ibu tergantung ambang nyeri dan persepsi ibu mengenai rasa sakit. Ada ibu yang merasa tak nyaman saat diinjeksi, tapi ada juga yang hanya merasakan tekanan kuat pada punggung.

Ø  Efek anastesi dapat mulai dirasakan dalam beberapa menit setelah injeksi, dan terasa sepenuhnya 10-20 menit pascainjeksi.

Ø  Durasi kerja epidural bertahan 1-2 jam. Jika efek anastesi mulai berkurang, dosis epidural ditambah. 

Ø  Setelah injeksi epidural diberikan dan selang kateter terpasang, ibu tidak boleh bangun atau turun dari ranjang. Saat berbaring, posisi ibu harus selalu menyamping. Detak jantung janin terus dimonitor,  sebab terus-menerus berbaring pada satu posisi kadang-kadang bisa memperlambat, bahkan menyetop kemajuan proses persalinan.

Ø  Umumnya epidural efektif mengurangi rasa sakit persalinan. Namun beberapa ibu mengeluh masih bisa merasakan sakit, dan/atau merasa efek epidural hanya efektif pada satu sisi tubuh, tidak pada kedua sisi.

Ø  Jika proses persalinan memanjang hingga beberapa jam dan abdomen ibu kebas sehingga tidak bisa BAK spontan, kepada ibu akan dipasang kateter folley  di saluran kemih untuk membantu BAK.

Ø  Setelah bayi lahir, selang kateter dilepas. Efek anastesi biasanya hilang dalam1-2 jam. Beberapa ibu melaporkan sensasi panas seperti terbakar pada jalan lahir manakala efek obat penghilang nyeri hilang sepenuhnya.

3.      Efek pada proses persalinan

Epidural membuat persalinan berjalan lebih lambat, karena bukti dari penelitian bahwa anestesi lokal yang digunakan dalam epidural dapat menghambat kontraksi dengan langsung mempengaruhi otot rahim .
Sebagai contoh, epidural juga membuat otot panggul terasa kebas/ baal, padahal otot panggul ini penting dalam membimbing dan mengubah kepala bayi untuk bergerak menuju posisi yang terbaik untuk dilahirkan. Epidural membuat resiko empat kali lebih tinggi pada kemungkinan kejadian posisi kepala bayi posterior pada tahap akhhir dalam sebuah penelitian kejadian ini 13 persen lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang bersalin tanpa epidural yang hanya 3 persen . Posisi posterior ini tentu saja akan mengurangi kesempatan melahirkan melalui vagina secara spontan dalam sebuah studi, hanya 26 persen pada ibu yang melahirkan pertama kali (dan 57 persen dari ibu yang berpengalaman) dengan bayi bayi posterior dapat bersalin per vaginam dengan spontan, lainnya langsung dilakukan forcep, vaccum atau bahkan SC.
Resiko bagi bayi, persalinan dengan bantuan instrumental dapat meningkatkan risiko jangka pendek seperti memar, cedera wajah, dan cephalohematoma (bekuan darah di bawah kulit kepala) (24) Risiko perdarahan intrakranial (pendarahan dalam otak) meningkat dalam sebuah studi lebih dari empat kali untuk bayi yang lahir dengan forsep dibandingkan dengan kelahiran spontan,  meskipun dua studi menunjukkan tidak ada perbedaan perkembangan terdeteksi untuk kelahiran anak forceps

4.efek samping Epidural

Obat yang digunakan dalam persalinan dengan epidural yang cukup kuat membuat mati rasa, dan biasanya melumpuhkan, dan dapat mempengaruhi tekanan darah ibu, sehingga tidak mengherankan bahwa akan ada efek samping yang signifikan bagi ibu dan bayi.
Efek samping bagi Ibu

1.      efek samping yang paling umum dari epidural adalah penurunan tekanan darah. Efek ini hampir universal, dan biasanya di dahului dengan pemberian cairan IV sebelum memberikan epidural. Hipotensi dapat menyebabkan komplikasi mulai dari perasaan pingsan serangan jantung, 37 dan juga dapat mempengaruhi suplai darah ke bayi. Hipotensi dapat diobati dengan pemberian cairan IV lebih banyak dan, jika parah, dengan suntikan epinefrin (adrenalin).

2. Ketidakmampuan untuk buang air kecil (dan kebutuhan untuk pemasangan kateter    kencing)
3. gatal-gatal pada kulit (pruritus) 
4. menggigil 
5. mual dan muntah 
6. Epidurals juga dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh pada ibu bersalin.
7. Ddapat menyebabkan kesulitan bernapas yang tak terduga bagi ibu 
8. Meningkatkan resiko persarahan post partum 
9. menyebabkan sakit kepala parah yang dapat bertahan hingga enam minggu 

5.Efek samping untuk bayi

1. Trauma persalinan
2. Resiko kecanduan pada masa remaja nanti
3. Perubahan denyut jantung janin yang dapat menyebabkan distress
4. Suplai oksigen berkurang akibat tekanan darah ibu yang berkurang
5. APGAR yang kurang
6. Salah satu peneliti telah mencatat sepuluh kali lipat peningkatan risiko ensefalopati baru     lahir (tanda-tanda kerusakan otak) pada bayi lahir dengan ibu yang demam akibat epidural
7. Resiko untuk mengalami kejang pada periode baru lahir lebih tinggi, dibandingkan dengan bayi yang lahir normal
8. beberapa studi terhadap kondisi bayi saat lahir, dan hampir semua bayi yang lahir setelah epidural dibandingkan dengan bayi yang lahir setelah terpapar obat opiat, yang diketahui menyebabkan kantuk dan kesulitan bernapas.
9. Beberapa studi yang membandingkan bayi terkena epidural dengan bayi yang ibunya tidak    menerima obat yang telah menemukan dampak neurobehavioral yang signifikan,

Epidurals juga dapat mempengaruhi pengalaman dan keberhasilan menyusui melalui beberapa mekanisme. Pertama, bayi yang terkena epidural mungkin memiliki kelainan neurobehavioral disebabkan oleh paparan obat yang kemungkinan akan maksimal dalam beberapa jam-yang kritis waktu kelahirannya untuk inisiasi menyusui. Penelitian terakhir telah menemukan (agak jelas) bahwa semakin tinggi skor neurobehavior pada bayi baru lahir, semakin tinggi nilai mereka untuk perilaku menyusui

Tidak ada komentar:

Posting Komentar