DI SUSUN OLEH
NAMA :
PAULINA LAMBU
NIM :
15150056
KELAS :
A.12.2
FAKULTAS KESEHATAN
D-3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS YOGYAKARTA
1.
Pengertia Epidural
Epidural merupakan suntikan yang menggunakan obat bius
lokal (berasal dari kokain) dan disuntikkan ke dalam ruang-ruang epidural yang
melindungi sumsum tulang belakang. Pada epidural konvensional klien akan
mati rasa baik saraf sensorik maupun motoriknya. Dalam lima sampai sepuluh
tahun terakhir, epidural telah dikembangkan dengan konsentrasi obat bius yang
(bius local), dan dengan kombinasi anestesi lokal serta opiat (obat yang mirip
dengan morfin dan meperidin) pembunuh rasa sakit untuk mengurangi blok motor,
dan untuk menghasilkan apa yang disebut epidural "berjalan".
2. Prosedur pemberian obat secara Epidural
Ø Epidural
hanya dilakukan setelah pembukaan mulut rahim 4 hingga 5 cm atau memasuki
persalinan fase aktif.
Ø Sebelumnya
ibu/keluarga menandatangani inform consent atau surat pernyataan setuju
dilakukan prosedur epidural serta tidak akan menuntut dokter/rumah sakit jika
terjadi efek samping atau komplikasi akibat prosedur ini.
Ø Saat
dinjeksi, ibu berbaring menyamping dengan tubuh ditekuk seperti udang, guna
memudahkan dokter menemukan titik injeksi.
Ø Ke lokasi injeksi dokter membubuhkan obat
anastesi lokal.
Ø Setelah
lokasi tersebut terasa kebas, dokter melakukan injeksi epidural dan memasang selang kateter.
Ø Sakitkah
injeksi epidural? Beda-beda pada setiap ibu tergantung ambang nyeri dan
persepsi ibu mengenai rasa sakit. Ada ibu yang merasa tak nyaman saat
diinjeksi, tapi ada juga yang hanya merasakan tekanan kuat pada punggung.
Ø Efek
anastesi dapat mulai dirasakan dalam beberapa menit setelah injeksi, dan terasa
sepenuhnya 10-20 menit pascainjeksi.
Ø Durasi
kerja epidural bertahan 1-2 jam. Jika efek anastesi mulai berkurang, dosis
epidural ditambah.
Ø Setelah
injeksi epidural diberikan dan selang kateter terpasang, ibu tidak boleh bangun
atau turun dari ranjang. Saat berbaring, posisi ibu harus selalu menyamping.
Detak jantung janin terus dimonitor, sebab terus-menerus berbaring pada
satu posisi kadang-kadang bisa memperlambat, bahkan menyetop kemajuan proses
persalinan.
Ø Umumnya
epidural efektif mengurangi rasa sakit persalinan. Namun beberapa ibu mengeluh
masih bisa merasakan sakit, dan/atau merasa efek epidural hanya efektif pada
satu sisi tubuh, tidak pada kedua sisi.
Ø Jika
proses persalinan memanjang hingga beberapa jam dan abdomen ibu kebas sehingga
tidak bisa BAK spontan, kepada ibu akan dipasang kateter folley di
saluran kemih untuk membantu BAK.
Ø Setelah
bayi lahir, selang kateter dilepas. Efek anastesi biasanya hilang dalam1-2 jam.
Beberapa ibu melaporkan sensasi panas seperti terbakar pada jalan lahir
manakala efek obat penghilang nyeri hilang sepenuhnya.
3. Efek pada proses persalinan
Epidural membuat persalinan berjalan lebih lambat,
karena bukti dari penelitian bahwa anestesi lokal yang digunakan dalam epidural
dapat menghambat kontraksi dengan langsung mempengaruhi otot rahim .
Sebagai
contoh, epidural juga membuat otot panggul terasa kebas/ baal, padahal otot
panggul ini penting dalam membimbing dan mengubah kepala bayi untuk bergerak
menuju posisi yang terbaik untuk dilahirkan. Epidural membuat resiko empat
kali lebih tinggi pada kemungkinan kejadian posisi kepala bayi posterior pada
tahap akhhir dalam sebuah penelitian kejadian ini 13 persen lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita yang bersalin tanpa epidural yang hanya 3
persen . Posisi posterior ini tentu saja akan mengurangi kesempatan
melahirkan melalui vagina secara spontan dalam sebuah studi, hanya 26 persen
pada ibu yang melahirkan pertama kali (dan 57 persen dari ibu yang
berpengalaman) dengan bayi bayi posterior dapat bersalin per vaginam dengan
spontan, lainnya langsung dilakukan forcep, vaccum atau bahkan SC.
Resiko
bagi bayi, persalinan dengan bantuan instrumental dapat meningkatkan risiko
jangka pendek seperti memar, cedera wajah, dan cephalohematoma (bekuan darah di
bawah kulit kepala) (24) Risiko perdarahan intrakranial (pendarahan
dalam otak) meningkat dalam sebuah studi lebih dari empat kali untuk bayi yang
lahir dengan forsep dibandingkan dengan kelahiran spontan, meskipun
dua studi menunjukkan tidak ada perbedaan perkembangan terdeteksi untuk
kelahiran anak forceps
4.efek samping Epidural
Obat
yang digunakan dalam persalinan dengan epidural yang cukup kuat membuat mati
rasa, dan biasanya melumpuhkan, dan dapat mempengaruhi tekanan darah ibu,
sehingga tidak mengherankan bahwa akan ada efek samping yang signifikan bagi
ibu dan bayi.
Efek
samping bagi Ibu
1.
efek samping yang paling umum dari epidural adalah
penurunan tekanan darah. Efek ini hampir universal, dan biasanya di
dahului dengan pemberian cairan IV sebelum memberikan epidural. Hipotensi
dapat menyebabkan komplikasi mulai dari perasaan pingsan serangan jantung, 37 dan
juga dapat mempengaruhi suplai darah ke bayi. Hipotensi dapat diobati dengan
pemberian cairan IV lebih banyak dan, jika parah, dengan suntikan epinefrin
(adrenalin).
2. Ketidakmampuan untuk buang air kecil
(dan kebutuhan untuk pemasangan kateter
kencing)
3. gatal-gatal
pada kulit (pruritus)
4. menggigil
5. mual
dan muntah
6. Epidurals
juga dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh pada ibu bersalin.
7. Ddapat menyebabkan kesulitan bernapas yang tak
terduga bagi ibu
8. Meningkatkan resiko persarahan post
partum
9. menyebabkan
sakit kepala parah yang dapat bertahan hingga enam minggu
5.Efek
samping untuk bayi
1. Trauma persalinan
2. Resiko kecanduan pada masa remaja
nanti
3. Perubahan denyut jantung janin
yang dapat menyebabkan distress
4. Suplai oksigen berkurang akibat
tekanan darah ibu yang berkurang
5. APGAR yang kurang
6. Salah satu peneliti telah mencatat
sepuluh kali lipat peningkatan risiko ensefalopati baru lahir (tanda-tanda kerusakan otak) pada
bayi lahir dengan ibu yang demam akibat epidural
7. Resiko untuk mengalami kejang pada
periode baru lahir lebih tinggi, dibandingkan dengan bayi yang lahir normal
8. beberapa studi terhadap kondisi
bayi saat lahir, dan hampir semua bayi yang lahir setelah epidural dibandingkan
dengan bayi yang lahir setelah terpapar obat opiat, yang diketahui menyebabkan
kantuk dan kesulitan bernapas.
9. Beberapa studi yang membandingkan
bayi terkena epidural dengan bayi yang ibunya tidak menerima obat yang telah menemukan dampak
neurobehavioral yang signifikan,
Epidurals
juga dapat mempengaruhi pengalaman dan keberhasilan menyusui melalui beberapa
mekanisme. Pertama, bayi yang terkena epidural mungkin memiliki kelainan
neurobehavioral disebabkan oleh paparan obat yang kemungkinan akan maksimal
dalam beberapa jam-yang kritis waktu kelahirannya untuk inisiasi
menyusui. Penelitian terakhir telah menemukan (agak jelas) bahwa semakin
tinggi skor neurobehavior pada bayi baru lahir, semakin tinggi nilai
mereka untuk perilaku menyusui

Tidak ada komentar:
Posting Komentar