Disusun Oleh :
Nama : paulina lambu
Nim : 15150056
Kelas : A12.2
Prodi : D-3 kebidanan
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015/2016
Kompete kompetensi ke 4 :
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama
persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu
untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.
A. Pengetahuan Dasar
1. Fisiologi persalinan.
Contoh
: Suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yg dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke
dunia luar.
2. Anatomi tengkorak janin, diameter yang penting dan penunjuk.
Contoh
: Anatomi tengkorak janin, diameter yang
penting dan penunjuk serta anatomi panggul ibu dan ukuran-ukuran panggul serta
pemeriksaan dalam. Pada proses persalinan diperlukan 5 P untuk itu keadaan
panggul ibu juga perlu dikatehui.
3. Aspek psikologis dan
kultural pada persalinan dan kelahiran.
Contoh
: Pertimbangan usia kehamilan ibu.
4. Indikator tanda-tanda
mulai persalinan.
Contoh
: Melihat tanda dan gejala kala 2, menyiapkan pertolongan persalinan,
memastikan pembukaan lengakap dengan janin bayi, menyiapkan ibu dan keluarga
untuk membantu proses pimpinan meneran, persiapan pertolongan kelahiran bayi,
menolongan kelahiran bayi, penangan bayi baru lahir, menilai perdarahan,
melakukan prosedur pasca persalinan, evaluasi.
5. Kemajuan persalinan normal dan penggunaan
partograf atau alat serupa.
Contoh : Untuk pencatatan kemajuan persalinan
seperti, pembukaan serviks, penurunan bagian
terbawah atau presentasi janin, dan garis
waspada dan garis bertindak.
6. Penilaian kesejahteraan janin dalam masa
persalinan.
Contoh : Perawatan awal, pemeriksaan fisik,
bebrapa hari pertama, pemberian makan, perkembangan fisik.
7. Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa
persalinan.
Contoh : Dalam masa persalinan bidan harus
memberikan asuhan sayang kepada ibu.
8. Proses penurunan janin melalui pelvic selama
persalinan dan kelahiran.
Contoh : Saluran
(kanal) pelvis yang menjadi jalan janin selama persalinan terdiri dari pintu
atas panggul, rongga panggul, dan pintu bawah panggul.
9. Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan
dengan kehamilan normal dan ganda.
Contoh : Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan
dengan kehamilan normal Bidan memiliki kewenangan menolong persalinan dengan
kehamilan normal.
10. Pemberian kenyamanan dalam
persalinan, seperti: kehadiran keluarga pendamping, pengaturan posisi, hidrasi,
dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat.
Contoh : Bidan sebagai
pemberi pelayanan harus memiliki kompetensi dalammemimpin persalinan dengan
berbagai posisi dan pengetahuan serta teknik pengurangan rasa nyeri tanpa obat.
11. Transisi
bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.
Contoh : Membersihkan
lendir dan benda – benda lain dari mulut, hidung dan tenggorokan bayi dengan alat
penghisap,memotong tali pusat , peeriksaan fisik bayi.
12. Pemenuhan kebutuhan fisik bayi baru lahir
meliputi pernapasan, kehangatan dan memberikan ASI/PASI, eksklusif 6 bulan.
Contoh : Memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
pemenuhan kebutuhan emosianal bayi baru lahir jika memungkinkan antara lain
kontak kulit langsung, kontak mata antar bayi dan ibunya, bila di mungkin kan
mendukung dan meningkatkan pemberi ASI ekslusif.
13. Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional
bayi baru lahir, jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak
mata antar bayi dan ibunya bila dimungkinkan.
Contoh : Pentingnya pemenuhan kebutuhan
emosianal bayi baru lahir jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung,
kontak mata antar bayi dan ibunya, bila di mungkin kan mendukung dan
meningkatkan pemberi asi ekslusif.
14. Mendukung dan meningkatkan pemberian ASI
eksklusif.
Contoh : Bayi yang mendapat asi, harus di
periksa secara dini dan secara rutin oleh dokter untuk memastikan bahwa
pemberian makanannya tercukupi.
15. Manajemen fisiologi kala III.
Contoh :Pemberian suntikan oksitosin,penegangan
tali pusat terkendali,masase fundus uteri.
16. Prinsip manajemen kala III secara
fisiologis.
Contoh : Prinsip kala 3 : otot uterus (
miometrium ) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah
lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkuranganya ukuran tempat
perlekatan plasenta. Karena perlekatan semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta
tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau
ke dalam vagina.
17. Prinsip manajemen aktif kala III.
Contoh :
Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir,
melakukan penegangan tali pusat terkendali, dan masase fundus uteri.
18. Memberikan suntikan intra muskuler meliputi:
uterotonika, antibiotika dan sedative.
Contoh : Mengetahui
cara-cara pemberian obat-obatan meliputi : uterotonika, antibiotika dan
sedative. Terbatas pada pengetahuan bukan pada keterampilan.Sesuai dengan
permenkes no 149 tahun 2010 bahwa bidan hanya berwengan memberikan obat bebas,
uterotonika untuk postpartum dan manajemen aktif kala III.
19. Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan
seperti: distosia bahu, asfiksia neonatal, retensio plasenta, perdarahan karena
atonia uteri dan mengatasi renjatan.
Contoh :
Distosia bahu:jika pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang,harus
diusahakan merubahnya menjadi letak kepala dengan versi luar.Asfiksia neonatal:faktor-faktor
yang perlu diperhatikan adalah etiologi dan faktor predisposisi,gangguan
homeostatis,diagnosis asfiksia bayi,dan resusitasi.Perdarahan karena atonia
uteri:terjadi apabila kontraksi uterus lebih lemah,singkat dan jarang daripada
biasa.Apabila kepala atau bokong janin sudah masuk kedalam panggul,penderita
disuruh berjalan-jalan.
20. Indikasi tindakan operatif pada persalinan
misalnya gawat janin, CPD.
Contoh: Bedah sesar merupakan tindakan medis
yang sangat sering dilakukan dengan berbagai macam indikasi.Umumnya indikasi
ini berfarasi contohnya Cephalo Pelvic Disproportion (CPD),gawat janin.
21. Indikator komplikasi persalinan :
perdarahan, partus macet, kelainan presentasi, eklamsia kelelahan ibu, gawat
janin, infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi, distosia karena inersia uteri
primer, post term dan pre term serta tali pusat menumbung.
Contoh :
Determinan proksi dipengaruhi oleh determinan antara lain: kejadian
kehamilan,komplikasi kehamilan dan persalinan.
22.
Penapisan ibu bersalin.
Contoh : Mengidentifikasi
persalinan normal yang sesuai dengan kewenangan bidan.
23. Konsep dasar persalinan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.
Contoh : Mengetahui
lebih dalam konsep persalinan termasuk faktor yang mempengaruhi persalinan
secara keseluruhan.
24. Amniotomi, penjahitan luka
episiotomi, kompresi bimanual, pemberian suntikan anestesi lokal.
Contoh: Penjahitan luka episiotomi adalah untuk
menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah
yang tidak perlu (memastikan homeostatis).Pemberian suntikan anestesia lokal
bertujuan agar supaya ibu tidak merasakan kesakitan akibat penjahitan luka
episiotomi,ini termasuk asuhan sayang ibu.
25.
Pengawasan kala IV (untuk observasi perdarahan postpartum)
Contoh : Untuk
mengobservasi kondisi ibu setelah persalinan dan mendeteksi adanya kelainan
yang terjadi.
C. Keterampilan Dasar
1. Mengumpulkan
data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda-tanda vital ibu pada
persalinan sekarang.
Contoh
: Menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang
sesuai.
2. Melaksanakan
pemeriksaan fisik yang terfokus.
Contoh :
Melaksanakan pemeriksaan fisik umum dan status obstetricus. Tidak hanya
pemeriksaan fisik saja yang harus dilakukan, tetapi juga pemeriksaan umum
meliputi : TB, BB, dll.
3. Melakukan pemeriksaan
abdomen secara lengkap untuk posisi dan penurunan janin.
Contoh
: Pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi dan penurunan janin sudah
tercakup dalam pemeriksaan fisik yang terfokus.
4. Mencatat waktu dan
mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan dan frekuensi).
Contoh: Gunakan jarum detik yang ada pada jam dinding
atau jam tangan untuk memantau kontraksi uterus.secara hati-hati,letakkan
tangan penolong diatas uterus dan palpasi jumlah kontraksi yang terjadi dalam
kurun waktu 10 menit.Tentukan durasi atau lama setiap kontraksi yang
terjadi.Pada fase aktif,minimal terjadi dua kontraksi dalam 10 menit dan lama
kontraksi adalah 40 detik atau lebih.Diantara dua kontraksi akan terjadi
relaksasi dinding uterus.
5.
Melakukan pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap dan akurat
meliputi pembukaan, penurunan, bagian terendah, presentasi, posisi keadaan
ketuban, dan proporsi panggul dengan bayi.
Contoh
: Melakukan pemeriksaan secara lengkap dan akurat meliputi pembukaan dan
pendataran/penipisan serviks, penurunan, bagian terendah, presentasi, posisi,
keadaan ketuban.
6. Melakukan pemantauan kemajuan
persalinan dengan menggunakan partograf.
Contoh : Pembukaan serviks,
penurunan bagian terbawah atau presentasi janin, garis wapada dan garis
bertindak.
7. Memberikan dukungan
psikologis bagi wanita dan keluarganya.
Contoh : Memberikan
motifasi ketika diketahui bayi memiliki cacat pada anggota badannya.
8. Memberikan cairan,
nutrisi dan kenyamanan yang kuat selama persalinan.
Contoh : Memberikan minum
pada saat persalinan ketika ibu mengalami kelelahan pada saat mengejan.
9. Mengidentifikasi secara
dini kemungkinan pola persalinan abnormal dan kegawat daruratan dengan
intervensi yang sesuai dan atau melakukan rujukan dengan tepat waktu.
Contoh
: Pada saat postpartum,ibu mengalami pendarahan hebat sebaiknya langsung
dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas yang lebih memadai.
10. Melakukan amniotomi
pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm sesuai dengan indikasi.
Contoh : Melakukan
amniotomi pada pembukaan serviks sudah lengkap atau hampir lengkap dan kepala
sudah engaged. (sesuai indikasi/pada inersia hipotonik). Untuk mencegah infeksi
dan partus lama
11. Menolong kelahiran bayi
dengan lilitan tali pusat.
Contoh : Menolong kelahiran
bayi normal dan dengan lilitan tali pusat Bidan berwengan menolong persalinan
normal
12. Melakukan episiotomi
dan penjahitan, jika diperlukan.
Contoh
: Bila ada perobekan pada jalan lahir dan di perlukan penjahitan,maka Bidan
wajib menjahit luka tersebut.
13. Melaksanakan manajemen
fisiologi kala III.
Contoh
: Melaksanakan manajemen aktif kala III : pemberian uterotonika, peregangan
talipusat, pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaput. Fisiologi kala III
cukup sebagai pengetahuan tetapi melaksanakan manajemen aktif kala III wajib
dapat dilakukan.
14.
Melaksanakan manajemen aktif kala III.
Contoh
: Setelah proses pengeluaran janin,maka Bidan wajib mengeluarkan dan mengecek
plasenta apa ada plasenta yang robek atau tidak.
15. Memberikan suntikan
intra muskuler meliputi uterotonika, antibiotika dan sedative.
Contoh
: Memberikan suntikan intra muskuler meliputi uterotonika, antibiotika dan
sedativa saat manual plasenta. Sesuai dengan permenkes bidan tidak boleh
memberikan antibiotic dan sedative, Memberikan kombinasi suntikan ketiganya
dilakukan saat manual plasenta.
16. Memasang infus,
mengambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin (HB) dan hematokrit (HT).
Contoh
: Kompetensi bidan cukup dapat melakukan pemeriksaan HB dengan metode Zahli
bukan pemeriksaan hematokrit.
17. Menahan uterus untuk
mencegah terjadinya inverse uteri dalam kala III.
Contoh
: Pada proses pengeluaran plasenta,tangan luar dari fundus ke supra simfisis
(tahan segmen bawah uterus)kemudian instruksikan asisten atau penolong untuk
menarik tali pusat sambil tangan dalam membawa plasenta keluar(hindari terjadi
percikan darah).
18.
Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya.
Contoh
: Setelah plasenta dikeluarkan,Bidan harus memeriksa plasenta apa ada sobekan
atau tidak.Jika terjadi sobekan,maka harus dibersihkan dengan kuretase.Tetapi
Bidan tidak boleh melakukan kuretase,harus dirujuk ke dokter ahli kandungan.
19. Memperkirakan jumlah
darah yang keluar pada persalinan dengan benar.
Contoh: Perkiraan jumlah darah yang keluar harus
didokumentasikan dengan tepat dan rujukan harus dilakukan bila pendarahannya
berlebihan.
20. Memeriksa robekan
vagina, serviks dan perineum.
Contoh: Jika terdapat robekan pada vagina,serviks dan
perineum maka Bidan berhak melakukan penjahitan pada daerah tersebut.
21. Menjahit robekan vagina
dan perineum tingkat II.
Contoh
: Menjahit robekan perineum tingkat I dan II. Bidan berwenang melakukan
penjahitan robekan perineum tingkat I dan II.
22. Memberikan pertolongan
persalinan abnormal : letak sungsang, partus macet kepada di dasar panggul,
ketuban pecah dini tanpa infeksi, post term dan pre term.
Contoh : Baringkan ibu
miring ke kiri.segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan gawatdarurat obstertri dan bayi baru lahir dan bidan
mendampingi sampai ke tempat rujukan (berikan dukungan dan semangat).
23. Melakukan pengeluaran,
plasenta secara manual.
Contoh : Melakukan pengeluaran plasenta
secara manual jika terjadi HPP.
24. Mengelola perdarahan
post partum.
Contoh: Jika terjadi
pendarahan pada proses post partum,maka bidan harus menagani dengan tepat.
25. Memindahkan ibu untuk
tindakan tambahan/kegawat daruratan dengan tepat waktu sesuai indikasi.
Contoh
: Jika terjadi kegawat daruratan pada ibu,Bidan harus segera merujuk ke rumah
sakit yang memiliki fasilitas yang lebih memadai.
26. Memberikan lingkungan yang aman dengan
meningkatkan hubungan/ikatan tali kasih ibu dan bayi baru lahir.
Contoh
: Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman dengan meningkatkan hubungan kasih
sayang ibu dan bayi baru lahir dengan inisiasi menyusui dini.
27.
Memfasilitasi ibu untuk menyusui sesegera mungkin dan mendukung ASI eksklusif.
Contoh:
Meningkatkan keberhasilan menyususi secara eksklusif dan lamanya bayi
disususi,merangsang produksi ASI,memperkuat refleks menghisap bayi.Refleks
menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.
28. Mendokumentasikan
temuan-temuan yang penting dan intervensi yang dilakukan.
Contoh: Sebagai tolak ukur
keberhasilan proses membuat keputusan klinil, merupakan catatan permanen
tentang asuhan, perawatan, dan obat yang diberikan, dapat digunakan untuk
penelitian / studi kasus,dll.
D. Keterampilan Tambahan
1. Menolong
kelahiran presentasi muka dengan penempatan dan gerakan tangan yang tepat.
Contoh
: Bidan hanya boleh menolong persalinan normal
Presentasi muka dengan oksiput di anterior sulit dilahirkan.
Presentasi muka dengan oksiput di anterior sulit dilahirkan.
2. Memberikan suntikan anestesi lokal jika
diperlukan.
Contoh:
Merupakan asuhan sayang ibu yang bertujuan untuk supaya ibu tidak
merasakan sakit pada saat proses penjahitan luka episiotomi.
3. Melakukan ekstraksi forcep rendah dan vacum
jika diperlukan sesuai kewenangan.
Contoh : Melakukan ekstraksi forcep dan vakum
dengan kepala di dasar panggul dalam keadaan darurat. Bidan hanya berwenang
pada persalinan normal dan bidan tidak berwenang melakukan ekstraksi forcep dan
vacum kecuali pada wilayah kerjanya tidak terdapat dokter umum/ dokter spesialis
kebidanan.
4. Mengidentifikasi dan mengelola
malpresentasi, distosia bahu, gawat janin dan kematian janin dalam kandungan
(IUFD) dengan tepat.
Contoh : Bidan harus
mempunyai keterampilan mengidentifikasi malpresentasi, distosia bahu, gawat
janin dan kematian janin dalam kandungan (IUFD) dengan tepat dan merujuk kasus
tersebut.
5. Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat
menumbung.
Contoh : Bidan harus mempunyai ketrampilan
mengidentifikasi tali pusat menumbung dan merujuk kasus tersebut.
6. Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks.
Contoh:
Bidan harus mampu mengidentifikasi robekan serviks. Menjahit serviks
bukan kewenangan bidan.
7. Membuat resep dan atau
memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri jika diperlukan sesuai kewenangan.
Contoh : Memberikan
obat-obatan untuk mengurangi nyeri.
Membuat resep bukan kewenangan bidan.
Membuat resep bukan kewenangan bidan.
8. Memberikan oksitosin dengan tepat untuk
induksi dan akselerasi persalinan dan penanganan perdarahan post partum.
Contoh : Memberikan oksitosin dengan tepat pada
kala III persalinan dan penanganan perdarahan post partum
Permenkes
Wewenang bidan hanya : Obat uterotonika diberikan pada saat postpartum dan kala III. Pemberian oksitosin untuk akselerasi persalinan bukan wewenang bidan.
Wewenang bidan hanya : Obat uterotonika diberikan pada saat postpartum dan kala III. Pemberian oksitosin untuk akselerasi persalinan bukan wewenang bidan.
Contoh
kasus
u 4. Asuhan selama persalinan dan kelahiran
u Alasan masuk
u Seorang ibu kiriman bidan dengan G2P1A0 hamil
40 minggu letak sungsang. Ibu mengatakan sudah merasakan kenceng teratur
dan mengeluarkan lendir darah sejak pukul 01.00 WIB, datang ke
rumahbidan jam 05.30 WIB sudah pembukaan 4 cm dan
oleh bidan langsung dirujuk ke rumah sakit. Saat perjalanan ke rumah
sakit, sekitar pukul 06.00 WIB, ibu mengeluarkan cairan ketuban ngepyok. Ibu
mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini.
u Tanda persalinan
u Kontraksi teratur sejak tanggal 6 Mei 2011 pukul 01.00
WIB, frekuensi 4-5 kali/menit, durasi 40 detik, intensitas kuat, pengeluaran
pervaginam berupa lendir darah, cairan ketuban banyak.
u 5. Asuhan ibu nifas dan menyusui
u KELUHAN UTAMA
u Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertama lima
hari yang lalu
u RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
u Ibu mengatakan badanya sehat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar